Ini adalah makalah tugas mata kuliah B.Indonesia di semester satu yang saya susun dari berbagai sumber. Dari pada hanya tersimpan di folder harddisk laptop saya, mending saya share di sini. Semoga dapat bermanfaat membantu yang membutuhkan. Dan jika ada yang ingin mengklaim isi dari postingan ini harap dapat menghubungi secara personal, dikarenakan saat dulu saya menyusun makalah ini pun mendapatkan dari berbagai sumber (takutnya ada yang belum saya tulis sumbernya tapi tulisannya ada dalam postingan ini hehe). Mohon bantuannya juga jika ada kesalahan dalam tulisan ini. Terima kasih, selamat mempelajari :)
Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan alam kalimat.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengutip adalah suatu hal yang tidak bisa kita hindari dalam menulis sebuah
karya ilmiah. Karena, sangat membuang waktu bila sebuah kebenaran yang telah
diselidiki dan dibuktikan oleh seorang ahli dan sudah dimuat secara luas dalam
sebuah buku atau majalah, harus diselidiki kembali oleh seorang penulis untuk
menemukan kesimpulan yang sama. Di samping itu dalam keadaan tertentu seorang
penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk menyelidiki suatu segi kecil dari
tulisannya secara mendalam. Maka, penulis cukup mengutip pendapat yang
dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca, sehingga
pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.
Meskipun kutipan atas pendapat seorang ahli diperkenankan, namun kutipan
yang terlampau banyak, dapat menyeret seorang penulis pada tuduhan kalau ia
melakukan plagiat. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu
banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya tidak dianggap sebagai suatu
himpunan dari berbagai macam pendapat.
Sebaliknya, jika penulis tidak mengutip sama sekali, akan dipertanyakan
apakah seluruh gagasan, informasi, fakta, serta temuan yang ditulisnya benar
merupakan gagasan orisinalnya?
Sebuah karya ilmiah sebaiknya garis besar kerangka karangan, serta
kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri, sedangkan
kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya
itu.
Sebagai mahasiswa, menulis karya ilmiah seperti makalah adalah sebuah
tuntutan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen. Selain itu kita
juga dilatih untuk membuat makalah yang baik dan benar agar nantinya dalam
memenuhi tugas akhir (skripsi) tidak banyak terjadi kesalahan disana-sini
terkait dengan metodologi penulisannya.
Untuk itu, demi menghindari pelanggaran hak cipta dan dengan
mempertimbangkan etika dalam penulisan karya ilmiah, penulis perlu mengetahui
tentang kaidah-kaidah dalam mengutip. Dalam makalah ini akan dipaparkan
definisi, fungsi kutipan dan prinsip-prinsip mengutip.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah yang
dapat dijadikan bahan pembahasan dalam makalah ini. Berikut adalah rumusan
masalahnya:
1. Apa
yang dimaksud dengan kutipan?
2. Apa
sajakah fungsi kutipan?
3.
Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam mengutip?
C.
Metode Pemecahan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, metode pemecahan masalah yang dilakukan adalah
dengan melalui studi literature/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan
beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada
permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan
melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah,
penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai
sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
D.
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini
ditulis ke dalam 3 bagian meliputi:
Bab I,
bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan
masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah.
Bab II,
adalah pembahasan.
Bab III,
bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.
BAB II
KUTIPAN
A.
Definisi Kutipan
Dalam penulisan-penulisan ilmiah −baik penulisan artikel-artikel ilmiah,
karya-karya tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi− seringkali
dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk
membuktikan apa yang dikatakan.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah.[[1][1]] Selain itu
kutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal melalui media elektronika
seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan
argumentasi dalam sebuah karangan.
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang
lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah mengambil
karangan-karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan
kejujuran menggunakan sumber penulisan.[[2][2]]
Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya
ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap penulis
karya ilmiah tanpa kecuali.[[3][3]]
Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu membuang waktu
untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis
lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.
B.
Fungsi Kutipan
Fungsi
kutipan diantaranya :
1.
Sebagai landasan teori.
2.
Penguat pendapat penulis.
3.
Penjelasan suatu uraian.
4.
Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.[[4][4]]
Penulisan
kutipan berfungsi:
1.
Untuk menunjang fakta, konsep, gagasan atau untuk memberikan informasi tentang
sumber data, gagasan dan lain-lain yang relevan.
2.
Untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakan
dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat.[[5][5]]
Selain fungsi di atas, kutipan juga memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya
adalah sebagai berikut :
1.
Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
2.
Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3.
Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4.
Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5.
Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6.
Meningkatkan estetika penulisan.
7.
Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan
naskah yang terkait dengan data pustaka.[[6][6]]
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi
uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan
bukti-bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar,
bahkan pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni,
pada teks atau menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir
(endnote) umumnya dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya
penjelasan yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks.[[7][7]]
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip, diantaranya :
1.
Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.
2.
Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan
ketelitian kutipan.
3.
Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
4.
Jangan terlalu bnayak mempergunakan kutipan langsung.
5.
Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaitannya
dengan sumber rujukan.[[8][8]]
C.
Prinsip-prinsip Mengutip
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan
sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan
sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.[[9][9]]
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah:
1.
Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah
kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk
mengadakan perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi
keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu. Misalnya dalam
naskah asli tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan dalam huruf
miring (kursif) atau digaris-bawahi, tetapi oleh pertimbangan penulis kata-kata
atau bagian kalimat tertentu itu diberi huruf tebal, huruf miring, atau diregangkan.
Pertimbangan untuk merubah teknik itu bisa bermacam-macam untuk memberi
aksentuasi, contoh, pertentangan dan sebagainya.
Dalam hal yang demikian penulis harus memberi keterangan dalam tanda kurung
segi empat [. . .] bahwa perubahan teknik itu dibuat sendiri oleh penulis, dan
tidak ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam kurung segi empat itu misalnya
berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari saya, Penulis].
2.
Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam
persoalan ejaan maupun dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh
memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagaimana adanya.
Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari
kutipan itu.
Dalam hal ini kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan
mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau
catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan
dalam tanda kurung segi empat [. . .] seperti halnya dengan perubahan teknik
sebagai telah dikemukakan di atas. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu
langsung ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi
catatan, atau yang tidak disetujui itu. Misalnya, kalau kita tidak setuju
dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat: [sic!] –kata sic!
yang ditempatkan dalam kurung segi empat menunjukkan bahwa penulis tidak
bertanggungjawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang
terdapat dalam naskah aslinya.
Contoh
“Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami
selalu berusaha mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic! ]
sentral/distribusi yang terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh.”
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak;
seharusnya makna. Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung
memperbaiki kesalahan itu. Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan, dan ia
sekedar mengutip sesuai dengan teks aslinya. Untuk karya-karya ilmiah
penggunaan sic! Dalam tanda kurung segi empat yang ditempatkan langsung
di belakang kata atau bagian yang bersangkutan, dirasakan lebih mantap.
3.
Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian
tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu boleh mengakibatkan
perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya
dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik berspasi [. . .]. Jika unsur yang
dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi
itu ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang
dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan
dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Dalam hal ini sama
sekali tidak diperkenankan untuk menggunakan garis penghubung [ - ] sebagai
pengganti titik-titik. Bila ada tanda kutip, maka titik-titik itu –baik pada
awal kutipan maupun pada akhir kutipan- harus dimasukkan dalam tanda kutip
sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan.
Contoh:
Hal ini cocok dengan kehidupan para kepala itu sebagai pemimpin masyarakat,
tetapi juga sebagai pemimpin upacara-upacara keagamaan. Kata Mallinckrodt: “…
in primitieve streken is werkzaamheid van het hoofd met betrekking tot de
godsdienst een zijner voornaamste functies en de rechspraak, op bovenbedoelde
wijze opgevat, word teen ten deele religiuze verricthing, die het magisch
evenwicht der gemeenschap herstellen moet.”[[10][10]]
4.
Penulis jangan terlalu banyak mengutip
sehingga tulisan yang disusun menjadi suatu
himpunan kutipan. Ingat mengutip hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
himpunan kutipan. Ingat mengutip hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
5.
Kutipan dianggap benar jika penulis
menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga
pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
6.
Kutipan hendaknya diambil seperlunya
agar tidak merusak uraian sebenarnya.
7.
Kutipan yang panjang sebaiknya
dimasukkan dalam lampiran.
D.
Jenis Kutipan dan Cara
Mengutip
Menurut jenisnya kutipan dapat
dibedakan menjadi :
1. Kutipan
langsung
Adalah
pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis kata demi kata,
kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Cara penulisannya sebagai berikut :
Kutipan
yang panjangnya kurang dari 4 baris :
•
Diketik seperti ketikan teks.
•
Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).
•
Jarak antar baris kutipan dua spasi.
•
Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tanda
kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama
singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat
kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).
Kutipan
yang terdiri dari 4 baris atau lebih :
•
Jarak antar baris kutipan satu spasi.
•
Dimulai 5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang
atau
pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
•
Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
•
Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.
• Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian alimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
• Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian alimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
•
Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.
•
Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
•
Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian
yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
• Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang
dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip.
• Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat
dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut.
• Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang
dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip.
• Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat
dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut.
Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan alam kalimat.
Contoh
kutipan langsung:
Anderson
and Clancy (1991:12) memberi pengertian biaya adalah sebagai berikut: “Cost is
an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”. Dalam pendapat
tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau
suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan.
2. Kutipan
tidak langsung
Penulis
melakukan parafrase atau menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri
(hanya mengambil pokok pikiran/inti sari dari sumber yang dikutip) untuk
dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar
atau intisari berdasarkan apa yang dikutipnya. Adapun cara peraturan dalam
pembuatannya adalah sebagai berikut:
•
Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi
rangkap sebagaimana teks biasa.
•
Semua kutipan harus dirujuk.
•
Kutipan di integrasikan dengan teks.
•
Kutipan tidak diapit tanda kutip.
•
Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang
mengandung kutipan.
•
Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam
daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara
tanda kurung .
•
Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung,
dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik
dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan.
Contoh
kutipan tidak langsung
Anderson
and Clancy (1991:12) Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy menyatakan
bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu
keuntungan atau “Cost is an exchange price, or a sacrifice made obtain a
benefit”.
1.
Kutipan pada catatan kaki, kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat,
meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti
dalam teks asli.
2.
Kutipan atas ucapan lisan, harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau
sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks
sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
3.
Kutipan dalam kutipan, kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat
kutipan.
Dapat dilakukan dengan dua cara:
•
Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
•
Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai
tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda,
kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
4.
Kutipan langsung pada materi, kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan
hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh:
“Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”
“Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”
Contoh-contoh
kutipan :
Isu
Millenium Bug atau yang lebih dikenal dengan istilah Y2K berpengaruh besar
terhadap peningkatan penjualan komputer. Di Indonesia, sejak kwartal pertama
tahun 1999, penjualan komputer mengalamai peningkatan hingga 50-200%. Menurut
Ir. Budi Prasetyo, M.Com dari perusahaan distributor komputer merek Dell,
penjualan Personal Computer (PC) Wearnes meningkat sebesar 55% dibandingkan
angka penjualan tahun sebelumnya (Bisnis Indonesia, 2 Mei 1999: 40). [1]
Peningkatan
yang sama juga dialami oleh perusahaan komputer Compaq, yaitu berkisar 50-57%
pada akhir bulan Maret 1999 sebagaimana diutarakan oleh Direktur PT Compaq
Computer Indonesia, B.T. Lim, “peningkatan penjualan komputer Compaq sebesar
200% selama tiga bulan pertama tahun 1999 disebabkan oleh kegiatan
komputerisasi untuk menghadapi Y2K dan segmen bisnis layanan” (Atmadi dan
Purwito 1999:12) [2]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kutipan merupakan salah satu kelengkapan dalam penulisan makalah yang dapat
memberikan penegasan bahwa suatu karya baik makalah ataupun karya ilmiah yang
ditulis atau disusun oleh penulis tidak sepenuhnya dari pendapat, gagasan, dan
materi dari pribadi penulis, melainkan meminjam atau mengambil sumber lain baik
dari buku atau media lain untuk mendukung materi dan gagasan dari penulis. Dari
kutipan tersebut maka suatu karya atau tulisan dapat diketahui dan dicari
kebenarannya. Itulah hakikat dari fungsi kutipan dan penulisan kutipan dalam
suatu karya ilmiah.
Adapun dalam penulisan kutipan mempunyai prinsip yang harus diperhatikan
agar sesuai dengan EYD dan tidak mengabaikan suatu sumber yang telah dikutip.
B.
Saran-saran
Dengan memahami definisi, fungsi dan prinsip-prinsip dalam penulisan
kutipan diharapkan penulis dalam menulis atau menyusun suatu karya sesuai
dengan kaidah yang baik dan benar. Setidaknya, dalam penulisan makalah ataupun
karya lain, penulis dapat menghindari sifat plagiat yang dapat merugikan orang
lain serta dengan adanya kutipan pembaca dapat lebih mudah untuk mencari
kebenaran dari karya tersebut dengan merujuk kepada sumber yang telah dikutip.
DAFTAR PUSTAKA
Hs, Widjono.
2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Cet. 2. Jakarta: PT Grasindo.
Karyanto, Umum Budi. 2006. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Cet.
1. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Keraf,
Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Cet. 11. Ende:
Nusa Indah.
Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta:
PT Grasindo.
[11][6] Yulita Catur
Wulandari. “Pengertian, Fungsi dan Jenis Kutipan”. http://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/.
(5 Juni 2010). Diakses, 09 April 2013.
[1][1] Gorys Keraf, Komposisi:
Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Cet. 11 (Ende: Nusa Indah, 1997), hlm.
179.
[2][2] Widjono Hs, Bahasa
Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, Cet. 2 (Jakarta: PT Grasindo, 2007), hlm.
71.
[3][3] Umum Budi Karyanto, Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Cet. 1 (Pekalongan: STAIN Pekalongan
Press, 2006), hlm. 78.
[4][4] Arom Cody. “Makalah
Bahasa Indonesia Kutipan dan Daftar Pustaka”. http://aromblog.blogspot.com/2011/12/kutipan-dan-daftar-pustaka.html. (26 Desember 2011). Diakses, 09 April
2013.
[6][6] Yulita Catur
Wulandari. “Pengertian, Fungsi dan Jenis Kutipan”. http://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/. (5 Juni 2010). Diakses, 09 April
2013.
0 kicauan:
Post a Comment