Ini adalah makalah tugas mata kuliah B.Indonesia di semester satu yang saya susun dari berbagai sumber. Dari pada hanya tersimpan di folder harddisk laptop saya, mending saya share di sini. Semoga dapat bermanfaat membantu yang membutuhkan. Dan jika ada yang ingin mengklaim isi dari postingan ini harap dapat menghubungi secara personal, dikarenakan saat dulu saya menyusun makalah ini pun mendapatkan dari berbagai sumber (namun saya tidak ingat nyomot dari mana saja hehe sorry for that). Mohon bantuannya juga jika ada kesalahan dalam tulisan ini. Terima kasih, selamat mempelajari :)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Bahasa
terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi adalah kata, frase, klausa, dan kalimat. Ketika kita menulis dan
berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka
dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya
ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan
dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana.
Tidak
dibenarkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti
kaidah-kaidah yang benar. Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide
secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan
gambaran, maksud, gagasan, perasaan(ekspresif). Untuk itu penulis atau
pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata.
Keterbatasan
kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat seseorang tersebut mengalami
kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam
menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari
isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh
karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan
memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus
dikuasai adalah diksi atau pilihan kata.
Ketepatan
diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi
menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti. Diksi dapat diartikan sebagai pilihan
kata pengarang dalam menggambarkan “cerita” pengarang. Walaupun dapat diartikan
begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan
pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan. Diksi
dalam bahasa Indonesia merupakan pemilihan kata yang tepat untuk mempertegas
maksud pembicaraan agar tidak terjadi kesalah pahaman antara seorang pembicara
dan pendengar tentang gagasan atau ide yang disampaikan dalam suatu proses
komunikasi. Akan terjadi kesalah pahaman tentang gagasan dan ide jika diksi
yang dipakai tidak sesuai dengan konteks.
1.2 TUJUAN
- Untuk
mengetahui diksi (pilihan kata) yang baik dalam pengolahan kata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN
DIKSI
Menurut Enre (1988:
101) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan
yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.
Pendapat lain dikemukakan oleh Widyamartaya (1990:
45) yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan
nilai rasa yang dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.
Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan
makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau
pendengar.
Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang
menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut.
a. Pilihan
kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
b. Pilihan
kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai
atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar.
c. Pilihan
kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata
atau perbendaharaan kata bahasa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan
mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif
sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada
pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti
"diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan
dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya
bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.
Agar
menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
·
Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
·
Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan
kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf:
Ø Hari
ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat
sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang
tak lama kemudian.
Ø Liburan
kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat
senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh
semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga
seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu
sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki
makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih
menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan
2.2
FUNGSI DIKSI
Adapun fungsi diksi antara lain :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah perbedaan penafsiran.
e) Mencegah salah pemahaman.
f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi
2.3
KLASIFIKASI KATA BERDASARKAN DIKSI
1.
Makna
Denotasi dan Konotasi
Makna
Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk
pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau
definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau makna yang ada
kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya. Contoh makna
denotasi:
“Rumah
itu luasnya 250 meter persegi”.
“Ada
seribu orang yang menghadiri pertemuan itu”.
Makna
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi
atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau
asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah
kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada
makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh makna konotasi:
“Rumah
itu luas sekali”.
“Banyak
sekali orang yang menghadiri pertemuan itu”.
2.
Makna
Umum dan Makna Khusus
Kata
umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-kata umum
menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Contoh
kata umum: binatang, tumbuh-tumbuhan, penjahat, kendaraan.
Kata
khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahanpengarahan yang khusus
dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh kata
khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua, sedan.
3.
Kata
Abstrak dan Kata Konkrit
Kata
abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar
digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia.
Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk),
pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan,
kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang
bersifat teknis dan khusus.
Kata
konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau diindera
secara langsung oleh satu atau lebih
dari pancaindera. Katakata konkrit menunjuk kepada barang yang actual dan
spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran
yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain. Contoh kata
konkrit: meja, kursi, rumah, mobil dsb.
4.
Kata
Ilmiah dan Kata Populer
Kata
ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar
dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis
ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada
acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam
komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut
adalah contoh dari kata-kata tersebut.
Kata
Ilmiah:
Kata Popular:
Analogi
kiasan
Final
akhir
Diskriminasi
perbedaan
perlakuan
Prediksi
ramalan
Kontradiksi
pertentangan
Format
ukuran
Anarki
kekacauan
Biodata
biografi singkat
Bibliografi
daftar
pustaka
5.
Sinonim
Sinonim
adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi
keduanya tidaklah sama persis.
6.
Antonim
Antonim
adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
Contoh
: Bagus berantonim dengan Jelek
7.
Homonim
Homonim
adalah suatu kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, namun memiliki makna
yang berbeda. Contoh :
1) Ibu
bisa membuat kue yang enak
2) Bisa ular
itu ditampung kedalam bejana untuk diteliti.
8.
Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki
makna dan ejaan yang berbeda dengan lafal yang sama. Contoh :
1)
Guci itu adalah
peninggalan masa kerajaan kutai
2)
Kasus tabrakan
menghebohkan itu dimuat di media massa.
9.
Homograf
Homograf adalah suatu kata yang
memiliki makna dan lafal yang berbeda, namun ejaannya sama. Contoh :
1) Bapak
dia seorang pejabat teras pemerintahan yang menjadi tersangka korupsi.
2) Kami
tidur di teras, karena kunci rumah dibawa oleh Andi
10.
Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki
banyak pengertian. Contoh : kepala desa, kepala surat
11.
Hipernim
/ Kata Umum
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili
banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan
kata-kata lainnya. Contoh :
Hantu, ikan, kue
12.
Hiponim
/ Kata Khusus
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili
artinya oleh kata-kata hipernim. Contoh : Lohan, hiu, paus, nila dll (semua
kata ini terwakili oleh kata-kata ikan)
2.3
ELEMEN-ELEMEN
DIKSI
Diksi terdiri dari
beberapa elemen diantaranya adalah:
1.
Fonem
Sebuah
istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih
bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi. Misalkan dalam bahasa
Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam
kata “cagar” dan “cakar”. Selain itu dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan
[p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila
dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja.
2.
Silabel
Merupakan
sebuah bentuk dari suku kata, dimana merupakan sub fonem yang ditandai oleh
satu puncak kenyaringan bunyi fonem yang terletak pada vokal. Atau satuan
ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan dari bunyi ujaran. Satu
Silabel biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel
mempunyai puncak kenyaringan (Sonoritas) yang utuh pada vokal.
3.
Konjungsi
Lebih
dikenal sebagai kata sambung, definisinya adalah kata tugas yang menghubungi
dua klausa atau lebih. Jenis-jenis Konjungsi diantaranya adalah:
·
Konjungsi Antar Klausa
yaitu: Konjungsi Koordinatif, Konjungis Subordinatif dan Konjungsi Korelatif.
·
Konjungsi Antar
kalimat.
4.
Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang
menyatakan nama dari seseorang, tempat,
atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi
dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya buku),
serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat
dikenal dengan pikiran (misalnyacinta).
Selain itu, jenis kata ini
juga dapat dikelompokkan menjadi kata benda khusus atau nama diri (proper
noun) dan kata benda umum atau nama jenis (common noun). Kata benda nama diri adalah kata
benda yang mewakili suatu entitas tertentu (misalnya Jakarta atau Ali),
sedangkan kata benda umum adalah sebaliknya, menjelaskan suatu kelas entitas
(misalnya kota atau orang).
5.
Verba
Verba (bahasa Latin:
verbum, "kata") atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan
suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis
kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan
objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang
membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja
intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti “lari”.
6.
Infleksi
Pengertiannya
adalah suatu proses penambahan Morpheme Infleksional kedalam sebuah kata yang
mengandung indikasi gramatikal seperti jumlah, orang, gender, tenses, atau
aspek, dibandingkan dengan Derivasi menghasilkan kata baru yang diambil dari
kata dasar.
7.
Uteran
Merupakan
sub elemen dari fungsionalitas Diksi, dan mempengaruhi Diksi berdasarkan
kemampuan bahasa dengan kriteria penggunaan dan pemahaman yang jelas dan
efektif.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan menjadi beberapa
poin penting yaitu :
1. Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
2. Fungsi diksi secara umum ialah agar
masyarakat dapat berkomunikasi dengan baik dan benar agar terhindar dari salah
penafsiran dan kesalahpahaman antara pembicara/penulis dengan
pendengar/pembaca.
3. Diksi memiliki beberapa elemen yaitu fonem, silabel, konjungsi, nomina,
verba infleksi, dan uterans.
4. Klasifikasi kata
berdasarkan diksi yaitu makna konotatif, denotatif, umum, khusus, konkrit,
abstrak, ilmiah, popular, sinonim, antonym, homonim,
homofon, polisemi, homograf, hiponim / kata khusus, polisemi, hipernim / kata
umum.
0 kicauan:
Post a Comment