Ini adalah makalah tugas mata kuliah B.Indonesia di semester satu yang saya susun dari berbagai sumber. Dari pada hanya tersimpan di folder harddisk laptop saya, mending saya share di sini. Semoga dapat bermanfaat membantu yang membutuhkan. Dan jika ada yang ingin mengklaim isi dari postingan ini harap dapat menghubungi secara personal, dikarenakan saat dulu saya menyusun makalah ini pun mendapatkan dari berbagai sumber (namun saya tidak ingat nyomot dari mana saja hehe sorry for that). Mohon bantuannya juga jika ada kesalahan dalam tulisan ini. Terima kasih, selamat mempelajari :)
Tanda Kurung Siku ( [...] )
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada pembaca
supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari
kalimat. Ia diletakkan di
tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan tujuan dan kecocokannya.
Macam-macam tanda baca adalah :
1. Tanda titik ( . )
2. Tanda koma ( , )
3. Tanda titik koma ( ; )
4. Tanda titik dua ( : )
5.
Tanda Hubung ( - )
6. Tanda pisah ( ― )
7. Tanda tanya ( ? )
8. Tanda seru ( ! )
9.
Tanda Kurung ( ( ) )
10. Tanda Kurung Siku (
[ ] )
11. Tanda Kurung Ganda ( «...» )
12. Tanda Kurung Kurawal ( {...} )
13. Tanda Kurung Lancip (<...>)
14. Tanda Elipsis ( . . . )
15. Tanda petik (“ “)
16.
Tanda Petik
Tunggal (‘ ‘)
17.
Tanda garis
miring ( / )
18.
Tanda Garis Miring Terbalik (\)
19. Tanda Penyingkat atau
Apostrof ( ‘ )
20. Tanda Ulang (2/2)
BAB II
PEMBAHASAN
1. MACAM-MACAM
TANDA BACA DAN FUNGSINYA
Tanda Titik (.)
1.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan
Contoh:
Contoh:
• komunikasi adalah salah satu bentuk interaksi sosial.
• Teknologi semakin canggih.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
• R.W. Dodo
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
• Muhammad Nur Khalimuddin
Contoh:
• R.W. Dodo
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
• Muhammad Nur Khalimuddin
3.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu
tanda titik.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh:
Contoh:
• A. Perencanaan
• B. Pelaksanaan
• C. Penilaian/Evaluasi
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun
sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
• 1.1 • 1.2.1
• 1.2 • 1.2.1.2
Contoh:
• 1.1 • 1.2.1
• 1.2 • 1.2.1.2
6.
Tanda titik
dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh:
• Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
Contoh:
• Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak
dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
• Dia lahir pada tahun 1988 di Sukabumi.
• Nomor Giro 0313983 telah saya kasih kepada Michael.
Contoh:
• Dia lahir pada tahun 1988 di Sukabumi.
• Nomor Giro 0313983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik dipakai
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh:
• 1.29.54 (1 jam, 29 menit, 54 detik)
• 1.29.54 (1 jam, 29 menit, 54 detik)
9. Tanda titik
tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku
kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah,
lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh
masyarakat.
Contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)
Contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)
10. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di
antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru, dan tanda terbit.
Contoh:
• Purba,
Michael. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.
11. Tanda
titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
Contoh:
• Cu (Kuprum) • ml (mililiter)
• 52 cm • Rp 350,00
Contoh:
• Cu (Kuprum) • ml (mililiter)
• 52 cm • Rp 350,00
12. Tanda titik dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
• Gempa yang
terjadi beberapa tahun lalu menewaskan 1.213 jiwa.
• Kota
Yogyakarta berpenduduk 34.268 jiwa.
13. Tanda titik tidak dipakai pada akhir
judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
Contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara
Contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara
14. Tanda titik
tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat.
Contoh:
• Jalan Kebayoran 32
• Jakarta, 3 Mei 1997
• Yth. Sdr. Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
Contoh:
• Jalan Kebayoran 32
• Jakarta, 3 Mei 1997
• Yth. Sdr. Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
Tanda
Koma ( , )
1. Tanda koma dipakai di
antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
Contoh:
• Saya mencuci
baju, celana, dan sepatu.
2. Tanda koma dipakai
untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya,
yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Contoh:
• Saya
bergabung dengan Matapena, tetapi tidak aktif.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena ketiduran, ia lupa akan tugasnya.
Contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena ketiduran, ia lupa akan tugasnya.
4. Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Contoh:
• Saya tidak
akan datang kalau hari hujan.
5. Tanda koma dipakai di
belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
Contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
6. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
Contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh: Kata dosen, "Kerjakan tugasmu!".
Contoh: Kata dosen, "Kerjakan tugasmu!".
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian
kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.
Contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
Contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
• Sdr.
Khoirul Azzam, Jalan Condong Catur, Sleman, Yogyakarta.
• Medan, Indonesia
• Medan, Indonesia
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Contoh:
Contoh:
• Lanin, Ivan. 1999. Cara
Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
10. Tanda koma
dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
Contoh:
• I. Gatot, Bahasa
Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan
gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Contoh:
Contoh:
• Faizun Amir,
M.Pd.
12. Tanda koma dipakai di muka angka
persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
• 35,5 m
• Rp 10,50
Contoh:
• 35,5 m
• Rp 10,50
13. Tanda koma
dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
Contoh:
• Adik saya, Riry, lincah
sekali.
14. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah
baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Contoh:
• Atas perhatian bapak, kami
mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
15. Tanda koma
tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
Contoh:
Contoh:
• "Di mana Alex
tinggal?" tanya shilvia.
• “Masuk!” perintah petugas
keamanan.
Tanda Titik
Koma ( ; )
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh:
Contoh:
• Matahari
makin meninggi; Rizka belum bangun dari tidurnya juga.
2. Tanda titik koma
dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Contoh:
• Sekretaris
menyiapkan surat-surat; Direktur bersiap-siap untuk rapat, Office Boy
membersihkan ruangan rapat.
Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua
dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh:
• yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang berikut: kamera, tripod, dan lampu flash tambahan.
• Fakultas itu mempunyai empat jurusan: Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, dan Kependidikan Islam.
Contoh:
• yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang berikut: kamera, tripod, dan lampu flash tambahan.
• Fakultas itu mempunyai empat jurusan: Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, dan Kependidikan Islam.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
Ketua : Wildan Bakhtiar
Wakil Ketua : Linda Sari
Sekretaris : Ali Dede
Contoh:
Ketua : Wildan Bakhtiar
Wakil Ketua : Linda Sari
Sekretaris : Ali Dede
3. Tanda titik dua
dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Novi : "Tega sekali kamu meninggalkanku sendiri di sini!"
Fahad : "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Hanya saja aku tergesa-gesa pulang ke rumah”
Novi : “O, apa yang terjadi di rumahmu?”
Fahad : “Kucingku melahirkan.”
Contoh:
Novi : "Tega sekali kamu meninggalkanku sendiri di sini!"
Fahad : "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Hanya saja aku tergesa-gesa pulang ke rumah”
Novi : “O, apa yang terjadi di rumahmu?”
Fahad : “Kucingku melahirkan.”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak
judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5. Tanda titik dua tidak
dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung ( - )
1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Contoh:
• Rahma mengalami banyak peru-
bahan dalam kehidupannya.
- Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
Contoh:
• Menurut hakim masalah i-
tu akan segera diproses.
Contoh:
• Rahma mengalami banyak peru-
bahan dalam kehidupannya.
- Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
Contoh:
• Menurut hakim masalah i-
tu akan segera diproses.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata dan
belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
Contoh:
• Kini ada cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Contoh:
• Kita harus mengharga-
i pendapat orang lain.
Contoh:
• Kini ada cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Contoh:
• Kita harus mengharga-
i pendapat orang lain.
3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
• anak-anak
• bolak-balik
• melambai-lambai
Contoh:
• anak-anak
• bolak-balik
• melambai-lambai
4. Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh:
• p-e-n-y-a-n-y-i
Contoh:
• p-e-n-y-a-n-y-i
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan
(d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
Contoh:
• se-Yogyakarta • ber-SMA
• hadiah ke-3 • KTP-nya nomor 11111
• tahun 90-an • bom-V2
• sinar-X
Contoh:
• se-Yogyakarta • ber-SMA
• hadiah ke-3 • KTP-nya nomor 11111
• tahun 90-an • bom-V2
• sinar-X
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
8. Tanda hubung
sebagai
lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).
Contoh:
• 52 – 35 =17
Contoh:
• 52 – 35 =17
Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun
kalimat.
Contoh:
• Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
- Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
Contoh:
• Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
Contoh:
• Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
- Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
Contoh:
• Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2. Tanda pisah
menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih tegas.
Contoh:
• Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Contoh:
• Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan
atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang
berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
• 1918—1961
• Cepu—Yogyakarta
• 15—24 Desember 1999
Contoh:
• 1918—1961
• Cepu—Yogyakarta
• 15—24 Desember 1999
Tanda Tanya
( ? )
1. Tanda
Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh:
• Bagaimana cara KPK menyelidiki kasus Akil Muchtar?
• Polisi menjemput paksa Akil, bukan?
Contoh:
• Bagaimana cara KPK menyelidiki kasus Akil Muchtar?
• Polisi menjemput paksa Akil, bukan?
2. Tanda
tanya dipakai di dalam tanda kurang untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Berlian seharga 26 juta rupiah (?) hilang.
Contoh:
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Berlian seharga 26 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru
(!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
• Tutup semua jendela!
• Merdeka!
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
• Tutup semua jendela!
• Merdeka!
Tanda
Kurung ( (...) )
1.
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.
Contoh:
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.
2.
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
• Novel Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan kisah anak Bangka Belitung (suatu wilayah yang terdapat di pulau Sumatra)
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
• Novel Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan kisah anak Bangka Belitung (suatu wilayah yang terdapat di pulau Sumatra)
3.
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
• Korban kecelakaan itu berasal dari (kota) Purbalingga.
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
• Korban kecelakaan itu berasal dari (kota) Purbalingga.
4.
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
•Manajemen pembelajaran menyangkut masalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian
Contoh:
•Manajemen pembelajaran menyangkut masalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian
Tanda Kurung Siku ( [...] )
1.
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda yang
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Contoh:
• Katanya, "[Presiden] menggelar konferensi pers hari ini".
• Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik.
Contoh:
• Katanya, "[Presiden] menggelar konferensi pers hari ini".
• Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik.
2.
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.
Tanda Kurung
Ganda ( ((...)) )
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer
Tanda Kurung
Kurawal ( {...} )
Disebut juga tanda kurung besar atau akolade
Disebut juga tanda kurung besar atau akolade
Tanda Kurung
Lancip (<...>)
Kadang disebut juga tanda kurung lancip atau tanda kurung bersudut. Biasa digunakan di bahasa komputer HTML.
Kadang disebut juga tanda kurung lancip atau tanda kurung bersudut. Biasa digunakan di bahasa komputer HTML.
Untuk tanda kurung kurawal dan
tanda kurung sudut tidak diatur dalam EYD
Tanda Elipsis (....)
1.
Tanda Elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
• Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat sekarang sebelum hujan turun.
Contoh:
• Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat sekarang sebelum hujan turun.
2.
Tanda Elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Contoh:
• Faktor-faktor kemunduran … akan dievaluasi lebih lanjut.
Contoh:
• Faktor-faktor kemunduran … akan dievaluasi lebih lanjut.
Tanda Petik
( "..." )
1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang
juga sebagai penegasan.
contoh:
• kata Fitrah, "Kita harus menyelesaikan makalah ini segera!"
contoh:
• kata Fitrah, "Kita harus menyelesaikan makalah ini segera!"
2. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnnya.
Contoh:
• “Saya sudah siap” kata masykur, “mari kita berangkat!”
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
Contoh:
• “Saya sudah siap” kata masykur, “mari kita berangkat!”
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
3. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:
• Bacalah “Karakteristik Ajaran Agama” dalam buku Metodologi Studi Islam.
• Puisi “Aku” ditulis oleh penyair terkenal Khairil Anwar.
Contoh:
• Bacalah “Karakteristik Ajaran Agama” dalam buku Metodologi Studi Islam.
• Puisi “Aku” ditulis oleh penyair terkenal Khairil Anwar.
4. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
• Kebanyakan remaja saat ini memakai celana “pensil”.
• Penelitian itu dilakukan dengan teknik “coba dan ralat”.
Contoh:
• Kebanyakan remaja saat ini memakai celana “pensil”.
• Penelitian itu dilakukan dengan teknik “coba dan ralat”.
5. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
• Kak Tino, “Mbak, Saya pesan dua ”
Contoh:
• Kak Tino, “Mbak, Saya pesan dua ”
6. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus
pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
• Karena proporsi tubuhnya kecil, dia dijuluki “ si mungil”.
• Bang Kholil sering disebut “jagoan”; dia sendiri tidak tahu sebabnnya.
Contoh:
• Karena proporsi tubuhnya kecil, dia dijuluki “ si mungil”.
• Bang Kholil sering disebut “jagoan”; dia sendiri tidak tahu sebabnnya.
Tanda Petik
Tunggal ( '...' )
1. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun dalam
petikan lain.
Contoh:
• “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari hutan itu,” ujar Riza.
Contoh:
• “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari hutan itu,” ujar Riza.
2. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing,
atau penjelasan kata.
Contoh:
• Problem-Solving ‘pemecahan masalah’
• feed-back ‘balikan’
Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Contoh:
• Problem-Solving ‘pemecahan masalah’
• feed-back ‘balikan’
Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Tanda Garis
Miring ( / )
1.
Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata "atau", “tiap”.
Biasanya untuk dua kata yang bersinonim.
Contoh:
• mengangkat/menjinjing.
(dibaca: mengangkat atau menjinjing)
• Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat/udara.
(dibaca: Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat atau udara)
• Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat.
(dibaca: Harga rambutan itu Rp3.500,00 tiap ikat)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
• RT/RW (dibaca: RTRW)
• AC/DC (dibaca: ACDC)
Contoh:
• mengangkat/menjinjing.
(dibaca: mengangkat atau menjinjing)
• Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat/udara.
(dibaca: Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat atau udara)
• Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat.
(dibaca: Harga rambutan itu Rp3.500,00 tiap ikat)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
• RT/RW (dibaca: RTRW)
• AC/DC (dibaca: ACDC)
2.
Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua takwim.
Contoh:
• No. 53/PR/2009
• Jalan KH. Wahab Chasbulloh III/64
• tahun pelajaran 2009/2010
Contoh:
• No. 53/PR/2009
• Jalan KH. Wahab Chasbulloh III/64
• tahun pelajaran 2009/2010
3.
Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda
bagi).
Contoh:
• 72 / 8 = 9
Contoh:
• 72 / 8 = 9
Tanda Garis
Miring Terbalik ( \ )
Tanda garis miring terbalik
digunakan untuk mengganti karakter khusus menjadi karakter literal (yakni
"mengubah" karakter)
Tanda
Penyingkat (Apostrof) ( ' )
1. Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
• Pesawat selanjutnya ‘kan tiba setengah jam kemudian. (‘kan = akan)
Contoh:
• Pesawat selanjutnya ‘kan tiba setengah jam kemudian. (‘kan = akan)
Tanda Ulang
(...2)
1. Ditulis dengan menambahkan angka 2 atau 2 (pangkat 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang
dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis
penuh.
Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
- tanda ulang singkatan hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh:
• anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama
Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
- tanda ulang singkatan hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh:
• anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama
0 kicauan:
Post a Comment